SAMPAI sekitar usia 8 tahun, hampir semua anak Belanda percaya
Sinterklas, seorang Santo pemurah yang senantiasa memberi hadiah pada
mereka. Sinterklaas resminya Sint Nicolaas. Ia Uskup Myra yang hidup
sekitar tahun 300-an dan meninggal pada 6 Desember pertengahan abad itu.
Myra kelak menjadi wilayah Turki setelah kekaisaran Bysantium
ditalukkan.
Menurut cerita, Nicolaas sudah sejak kecil taat beragama dan sangat
alim. Nicolaas putra keluarga kaya, tetapi ia tidak punya hasrat
menyimpan harta kekayaan orang tuanya. Ia membagi-bagikannya pada orang
miskin. Sifat ini membuatnya menjadi sosok yang dicintai banyak orang.
Nicolaas dari Myra ini bersifat pemurah, seorang dermawan, suka membantu
orang miskin dan ia orang suci, bisa membuat muzijat.
Salah satu kejadian adalah mengenai tiga gadis miskin. Karena tidak
punya mas kimpoi, maka ayah gadis-gadis itu menyuruh mereka menjual
diri, menjadi pelacur! Namun mereka diselamatkan dari kesengsaraan itu
oleh Santo Nikolaas. Sembunyi-sembunyi ia melempar koin emas lewat
jendela dan tepat jatuh di sepatu gadis-gadis itu. Nah, dengan demikian
mereka bisa menikah.
Hingga kini, anak-anak di Belanda dari akhir November hingga 5 Desember
rajin memasang sepatu diisi rumput atau wortel untuk kudanya Sinterklas.
Malam hari sebelum tidur mereka memasang sepatu, menyanyi lagu untuk
Sinterklaas. Pagi-pagi saat bangun, langsung melihat, hadiah apa yang
telah diberi oleh Sinterklas.
Hadiah
Sinterklas tidak lain adalah orang tua mereka sendiri. Hari Sinterklas
memang 5 Desember, malam sebelum hari wafatnya, tapi memasang sepatu
sudah dari minggu ketiga bulan November. Mitos Sinterklas berubah, ia
menjadi santo asal Spanyol, dan dari sana namanya tersebar ke Belanda.
Jadi Sinterklas itu tinggal di Spanyol, dia harus menempuh jarak jauh
dengan kapal dari sana ke Belanda. Masuk ke pelabuhan Belanda bulan
November.
Di sekolah-sekolah Sinterklas pun dirayakan. Anak-anak menyibukkan diri
dengan membuat topi sinterklaas atau topi Piet Hitam. Membuat gambar
untuk diberikan pada Sinterklaas. Selain di sekolah banyak juga
perusahaan di Belanda mengadakan pesta Sinterklas untuk anak-anak
karyawan mereka.
Hari Sinterklaas ini menguntungkan dunia komersial. Selama minggu-minggu
itu, toko mainan ramai. Omset terbanyak dalam setahun terjadi pada
bulan Desember. Bukan hanya untuk sektor mainan anak-anak, tapi di
berbagai sektor usaha. Buku, pakaian, parfum, alat-alat elektronik dan
lain-lain. Usai Sinterklaas masih ada Natal dan Tahun Baru.
Uskup Myra itu disebut orang suci, karena bisa membuat mujizat. Pernah
menghidupkan kembali anak yang telah meninggal, pernah menyelamatkan
tiga pelaut yang dijatuhi hukuman mati. Uskup Myria ini disebut santo,
orang suci, seorang pelindung. Pelindung bagi anak-anak, kaum miskin dan
lemah serta juga para pelaut.
Dewasa
Sinterklaas di Belanda bukan hanya dirayakan oleh anak-anak. Tanggal 5
Desember dalam bahasa Belanda disebut pakjesavond, malam bingkisan.
Orang dewasa pun merayakannya. Caranya? Ramai-ramai menarik undian nama.
Sebelumnya tentukan dulu hadiah senilai sekian euro, dan membuat
daftar, hadiah apa ia inginkan. Misalnya Anda ingin pena, keperluan
melukis atau buku.
Nah, kemudian yang menarik nama Anda itu membeli hadiah apa yang ada
pada daftar Anda. Lalu dia membuat surprise, misalnya memberi hadiah
untuk teman yang suka mancing, maka Anda bisa membuat ikan entah itu
dari karton atau dari kueh atau ikan betul, kemudian dibingkis dan
diberi pantun yang jenaka.
Ini juga kesempatan untuk bergurau atau menyindir mungkin si teman itu pernah seharian mancing tidak dapat ikan satupun.
Pendek kata bagi orang dewasa Hari Sinterklas adalah kesempatan
berkumpul bergurau, bercanda, menyindir. Penting: yang disindir tidak
boleh marah. Intinya jelas, saat berkumpul dengan keluarga, penuh tawa
sambil menengok kembali kejadian lucu atau kejadian kurang menyenangkan
dengan hati legowo.
http://internasional.kompas.com/read...ntuk.Anak-anak
================================================== =======
comment : Kebohongan dalam agama efeknya lebih berbahaya daripada kebohongan bukan dlm agama.
kalo kebohongan dlm agama, si anak dewasanya nanti akan berpikir..ooo
cerita ini ternyata bohong, tetapi kenapa para pendeta masih
mengajarkannya?
akhirnya si anak nanti dewasanya akan berpaham, kalo begitu berbohong
demi agama hukumnya tidak apa2. Akibatnya bisa fatal dia akan
menghalalkan segala cara demi agama yg dianutnya
contohnya pendeta GKI Yasmin ini akibat kebohongannya dlm tandatangan palsu berujung keributan sara di masyaralat.
contoh lain akibat kebohongan G bush soal senjata nuklir irak, akibatnya nyawa tak berdosa ikut melayang di irak
Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11840075
0 komentar:
Posting Komentar